Al
Furqon – Salah seorang praktisi organis alumni OISCA ( Organisation Industry
Spiritual and Cultural Action) tahu
1980an, Bapak Dwipoyono atau biasa disapa dengan sebutan Pak Dwipo, dalam Acara
pertemuan berkenaan dengan pembuatan pupuk kompos cair, memperkenalkan kepada
Pesantren Modern Al Furqon bagaimana menciptakan lingkungan yang asri, bersih
dan nyaman serta tentunya indah dipandang mata. Beliau yang rela meluangkan
waktunya untuk kami temui pada jumat pagi mengatakan “Siapa yang tidak mau
melihat dan merasakan lingkungan yang rapih dan indah? Pasti semua orang mau”,
beliau sering mengatakan hal ini dengan istilah “Lingkungan Ijo Royo Royo”.
Acara itu dihadiri pula oleh beberapa Pimpinan Pesantren di wilayah Banten,
diantaranya adalah Pesantren Darul Et Taqwa Petir, Darut Taufiq, serta beberapa
pengusaha bebek.
Deputi
Menteri Koperasi, Bapak Sudrajat dan Staff ahli Menteri Kesehatan, Dr. Edeng
Rahmat turut pula menghadiri acara yang
dilaksanakan pada hari kamis, 2 Februari 2012 ini. Utusan dari OISCA sendiri,
Bapak Kamto hadir sebagai Pembawa Acara Presentase pembuatan kompos cair
dibantu dengan Bapak Arif yang sibuk menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
selama acara berlangsung.
Deputi
Menteri Koperasi, Bapak Sudrajat menyatakan bahwa ada peluang kerja sama dengan
salah satu Universitas di serang, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA).
Sebab , sebelum beliau menghadiri acara di Pesantren Modern Al Furqon, beliau
mengunjungi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan melihat masih ada lahan yang
belum dimanfaatkan disana. Kebetulan pada dua minggu lalu ada salah seorang
Mahasiswa UNTIRTA yang melakukan praktek di Pesantren Modern Al Furqon dan
menginginkan lahan yang kosong tadi menjadi lebih bermanfaat.
Acara
Presentase Pembuatan Kompos Cair ini berlangsung dari pukul 10.00 pagi hingga
pukul 14.00 dilanjutkan dengan sambutan dari Deputi Menteri Koperasi, Bapak Sudrajat.
Dalam
acara ini, tim OISCA membahas tentang cara pembuatan kompos cair dan bagaimana
mengelola limbah agar mempunyai efek yang positif serta bagaimana cara agar
barang yang sudah tak layak pakai lagi dapat lebih bernilai dan bermanfaat.
Kompos cair ini lebih menghemat biaya karena terbuat dari bahan-bahan yang ada
di lingkungan sekitar. “Bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber daya yang ada
sehingga dapat bermanfaat sedemikian rupa dan tentunya tidak menjadi terbuang
sia-sia, Pak Dwipo menuturkan.
Tujuan
diselenggarakannya acara ini adalah agar kita bisa memanfaatkan lahan yang ada
disekitar kita sekecil apapun lahan itu dengan memmanfaatkan sumber daya yang
ada tanpa harus menguras kantong. Dan tentunya bisa menciptakan lingkungan yang
berish dan rapi. Terutama di lingkungan pesantren. Acara ini sangat disambut
baik oleh seluruh hadirin yang hadir.
Setelah
acara ini berlangsung diharapkan ada kerjasama yang baik antara OISCA,
Pesantren Modern Al Furqon serta Pesantren yang ada di wilayah Banten, dan Al
Furqon lah yang menjadi percontohan dari program ini di Banten. Kemungkinan
besar aka nada pertemuan-pertemuan lanjutan dalam hal Program Percepatan
Pembangunan Banten Melalui Pesantren.
“ Bagaimana kita bisa
mengamalkan ilmu sesuai dengan ajaran Al Quran dan Hadits. Dan dapat
membiasakan diri untuk peduli dan tanggap akan keadaan lingkungan sekitar.
Beliau sering mengatakan DarLing ( sadar Lingkungan) karna kita yang berbuat,
kita juga lah yang harus bertanggung jawab” pesan Pak Dwipo untuk seluruh santri/at
Al Furqon sebelum kami mengakhiri wawancara. (NiTia)
0 comments:
Post a Comment
Komentar